Jokowi 2014 Baru Studi Kelayakan Giant Sea Wall

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, baru-baru ini mengumumkan hasil studi kelayakan terkait proyek Giant Sea Wall yang diinisiasi oleh Presiden Joko Widodo pada tahun 2014. Proyek ini bertujuan untuk melindungi ibu kota Indonesia, Jakarta, dari ancaman naiknya permukaan air laut yang semakin mengkhawatirkan. Studi kelayakan menjadi langkah awal dalam implementasi proyek ini.

1. Latar Belakang Proyek Giant Sea Wall

Pada tahun 2014, Presiden Joko Widodo menyetujui rencana pembangunan Giant Sea Wall sebagai solusi untuk melindungi Jakarta dari banjir akibat naiknya permukaan air laut. Proyek ini juga dikenal sebagai NCICD (National Capital Integrated Coastal Development), yang bertujuan untuk mengurangi risiko banjir dan erosi pantai di wilayah pesisir Jakarta.

Sejak tahun 2007, Banjir Jakarta telah menjadi masalah serius yang merugikan banyak orang dan infrastruktur kota. Dalam beberapa dekade terakhir, ibu kota Indonesia telah mengalami penurunan drastis hingga 4 meter akibat eksploitasi air tanah dan ancaman naiknya permukaan air laut akibat perubahan iklim global.

2. Studi Kelayakan Terbaru

2.1 Tujuan Studi Kelayakan

Studi kelayakan terbaru ini dilakukan untuk mengevaluasi tata ruang wilayah, ekonomi, teknis, dan lingkungan terkait proyek Giant Sea Wall. Tujuan utamanya adalah untuk memastikan bahwa proyek ini bukan hanya menjadi solusi jangka pendek, tetapi juga memiliki dampak positif jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

2.2 Evaluasi Dampak Lingkungan

Dalam studi kelayakan ini, tim ahli melakukan evaluasi dampak lingkungan yang mungkin timbul akibat pembangunan Giant Sea Wall. Mereka mengidentifikasi potensi perubahan pola arus laut dan potensi kerusakan terhadap ekosistem di sekitar wilayah tersebut.

Hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa proyek ini berpotensi menyebabkan penurunan produksi ikan di Teluk Jakarta dan mengganggu populasi biota laut. Namun demikian, tim ahli juga menyediakan rekomendasi untuk meminimalkan dampak negatif tersebut melalui pengelolaan perikanan yang bijaksana dan rehabilitasi ekosistem laut setelah konstruksi selesai.

2.3 Aspek Keuangan

Dalam hal aspek keuangan, studi kelayakan melibatkan analisis biaya manfaat untuk memperkirakan nilai ekonomi dari proyek Giant Sea Wall. Analisis ini mencakup estimasi biaya pembangunan serta manfaat jangka panjang seperti pengurangan kerugian akibat banjir dan perlindungan terhadap infrastruktur vital.

Berdasarkan hasil studi kelayakan, proyek ini diperkirakan membutuhkan investasi sekitar 190 triliun rupiah. Namun, aspek manfaat yang diharapkan mencakup pengurangan kerugian materiil akibat banjir hingga 75%, penyelamatan nyawa manusia, dan keberlanjutan ekonomi kota Jakarta akan melebihi biaya investasi.

3. Langkah Selanjutnya

Setelah hasil studi kelayakan diperoleh, langkah selanjutnya adalah menyusun rancangan teknis dan rencana pembiayaan proyek Giant Sea Wall. Pemerintah Indonesia juga akan melakukan pendekatan diplomatik dengan negara tetangga yang mungkin terpengaruh oleh proyek ini, seperti Singapura dan Malaysia.

Giant Sea Wall merupakan proyek ambisius yang akan mengubah wajah pesisir Jakarta menjadi benteng pengaman yang megah. Diharapkan bahwa proyek ini tidak hanya mampu melindungi ibu kota dari ancaman banjir, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang dalam hal perlindungan lingkungan, tata ruang wilayah yang lebih baik, serta pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Categorized in:

Featured,

Last Update: December 30, 2023